Sunday 22 March 2015

Adat Budaya Menjadi Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis



Tema               : Hubungan / Kaitan Manusia dengan Ilmu Budaya Dasar
Judul               : Adat Budaya Menjadi Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis
Nama               : Nur Fitria Permatasari
Kelas               : 1TA01
NPM               : 18314158
Fakultas           : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan            : Teknik Sipil


Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan corak kehidupan yang berbeda-beda di tiap wilayahnya. Mereka hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Dari ketergantungan itu maka manusia memiliki kebiasaan yang nantinya berubah menjadi suatu adat kebiasaan atau budaya. Jadi dapat kita katakan, budaya bersumber dari tingkah laku atau kebiasaan manusia di wilayah mereka tinggal. Di Indonesia sendiri terdiri dari bermacam-macam suku dan suku-suku tersebut memiliki budayanya masing. 

            Adat atau kebiasaan yang ada pada tiap-tiap daerah berkembang menjadi peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Peraturan yang tidak tertulis menjadi hukum kebiasaan. Sedangkan peraturan yang tertulis menjadi hukum positif. Hukum positif adalah hukum yang berlaku di dalam wilayah tersebut yang dibuat dan dibentuk menjadi undang-undang. 

            Peraturan dibuat untuk ditaati oleh seluruh warga masyarakat yang ada pada suatu wilayah tertentu. Masyarakat pendatangpun harus tunduk akan peraturan yang ada pada wilayah tersebut. Tujuan dari dibuatnya peraturan agar terjadi keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan bermasyarakat. 

            Peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis apabila tidak ditaati akan memberikan sanksi. Apabila hukum kebiasaan yang tidak tertulis dilanggar, biasanya memberikan sanksi berupa teguran, cemoohan, pelakunya dikucilkan bahkan diusir dari suatu wilayah yang ia langgar peraturannya. Sedangkan, hukum positif yang tertulis apabila dilanggar maka akan memberi sanksi berupa kurungan, denda maupun tercemarnya nama baik si pelaku pelanggar peraturan tersebut.


      Dalam masyarakat, apabila terjadi suatu pelanggaran pada hukum kebiasaan biasanya diselesaikan dengan cara kekeluargaan seperti musyawarah dan kesepakatan bersama anggota masyarakat yang dipimpin oleh kepala adat, orang yang dituakan atau pemimpin dalam suatu daerah. Sedangkan, apabila terjadi suatu pelanggaran pada hukum positif yang tertulis, permasalahan akan diselesaikan melalui lembaga yang berwenang misalnya kepolisian maupun pengadilan. Kebijaksanaan sangat diperlukan dalam membuat peraturan maupun sanksi agar tidak bersifat semena-mena, mementingkan kepenting suatu kelompok tertentu dan bersifat adil. Dari semua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa adat kebiasaan masyarakat dapat berkembang menjadi suatu budaya yang menjadi identitas masyarakat adat dan ditaati oleh masyarakat itu sendiri. 


<a href="www.gunadarma.ac.id">www.gunadarma.ac.id</a>
<a href="http://studentsite.gunadarma.ac.id">http://studentsite.gunadarma.ac.id</a>
studentsite.gunadarma.ac.id


Sunday 15 March 2015

Trend Kehidupan Manusia Masa Kini



Tema               : Hakikat Manusia
Judul               : Trend Kehidupan Manusia Masa Kini
Nama               : Nur Fitria Permatasari
Kelas               : 1TA01
NPM               : 18314158
Fakultas           : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan            : Teknik Sipil

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna di antara yang lainnya. Dikatakan sempurna karena Tuhan telah menganugrahkan kepada kita akal pikiran, tubuh yang lengkap dengan fungsi-fungsi tersendiri serta jiwa yang ketiganya bersinergi menjadi satu kesatuan. Tuhan telah menciptakan manusia sedemikian rupa agar manusia lebih bijak dalam melakukan segala sesuatu di dunia ini. 

Manusia hakikatnya adalah individu yang bertanggung jawab atas segala perbuatan dan tingkah laku. Manusia bebas memilih sendiri nasibnya seperti mengarahkan dirinya ke arah yang positif serta mampu mengontrol dirinya dalam bertindak. Manusia memiliki pilihan untuk menjalankan kehidupannya. Ia bisa memilih menjadi orang yang baik, taat akan segala peraturan dan berbuat sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi orang banyak. Namun manusia juga makhluk yang memiliki kemungkinan untuk berbuat jahat. Ia bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai segala tujuannya meskipun hal itu telah melewati batasan-batasan haknya dan menyakiti orang lain.

Kehidupan sekarang yang serba modern ini menuntut kita untuk mengikuti segala trend-trend yang ada. Baik itu trend dalam berbusana, trend teknologi canggih bahkan trend dalam berperilaku. Mungkin yang paling mencolok saat ini adalah trend teknologi canggih. Trend seperti memiliki perangkat komputer dan gadget sedang marak terjadi. Fitur-fiturnya yang semakin hari semakin canggih membuat para pemakainya merasa tidak akan pernah puas atas barang-barang yang telah ia miliki. Apabila si pemakai tidak membeli produk-produk terbaru dengan fitur yang paling canggih, ia akan merasakan kekecewaan yang amat sangat dan akan berusaha untuk mendapatkan produk-produk baru tersebut bagaimanapun caranya. 

Trend yang menjadi sorotan selanjutnya adalah trend berbusana. Sudah banyak sekali desain atau model-model busana yang bagus, anggun dan beragam. Namun ada kalanya trend-trend berbusana tersebut melewati batas kesopanan dalam berbusana. Dalam hal ini, manusia sebenarnya bebas memilih gaya berbusana namun tetap mempertimbangkan aspek kesopanan. Trend selanjutnya yang akan penulis bahas adalah trend dalam berperilaku. 

Anak-anak zaman sekarang cenderung kasar, berani melawan dan kurang berpikir panjang akan akibat dari tindakan yang mereka lakukan. Untuk bisa mengendalikan diri dari hal-hal tersebut, kita sebagai manusia harus bisa menerima kritikan, lebih berintrospeksi diri, berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan mensyukuri segala yang telah Tuhan berikan kepada kita agar kehidupan kita baik kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kita dapat terarah dan seimbang. Maka dari itu diperlukan usaha dari diri kita sendiri untuk belajar dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Dengan tindakan-tindakan positif, kita dapat menyelaraskan segala aspek kehidupan seperti aspek sosial, aspek agama, aspek budaya dan aspek berperilaku agar menjadi manusia yang seutuhnya dan bermartabat.

Sunday 8 March 2015

Keramah-tamahan dan Gotong-royong Sifat Asli Bangsa Indonesia



Tema                     : Ilmu Budaya Dasar
Judul                     : Keramah-tamahan dan Gotong-royong  Sifat Asli Bangsa Indonesia
Nama                    : Nur Fitria Permatasari
Kelas                     : 1TA01
NPM                      : 18314158
Fakultas               : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan                : Teknik Sipil

Indonesia merupakan sebuah Negara yang terkenal akan budayanya. Baik itu budaya yang berasal dari Indonesia asli maupun budaya yang telah terakulturasi dari Negara-negara lain dan mengalami adaptasi. Indonesia juga dikenal dengan keramah-tamahan dan sifat suka bergotong-royong warga negaranya. Keramah-tamahan warga Negara Indonesia dan kegotong-royongan ini termasuk ke dalam salah satu contoh sifat asli yang dimiliki oleh leluhur bangsa Indonesia yang terbukti sampai sekarang. Kedua sifat ini menjadi cikal-bakal berkembangnya Ilmu Budaya Dasar.

Ilmu Budaya Dasar menurut penulis adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang budaya dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Contohnya jika dalam suatu daerah terjadi suatu masalah atau perselisihan maka dapat diselesaikan secara adat yang dipimpin oleh ketua adat.  Kebiasaan yang ada pada suatu daerah kemudian dipatuhi oleh masyarakat akan menjadi peraturan hukum yang mengatur dan mengikat masyarakat itu sendiri. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. 

Sejak zaman dahulu, keramah-tamahan bangsa Indonesia sudah terlihat ketika banyak pedagang dari luar Indonesia masuk ke Indonesia, berdagang, menikah dengan bangsa Indonesia dan memilih untuk menetap di Indonesia. Hal itu dilakukan karena mereka merasakan kenyamanan akan keramah-tamahan bangsa kita. Sifat kegotong-royongan pada zaman dahulu sudah terlihat dari bangunan-bangunan yang megah baik rumah, masjid, candi dan gedung-gedung lainnya yang sampai saat ini masih ada. Pada zaman dahulu, keterbatasan alat-alat pertukangan dan segala sesuatu yang masih sederhana menjadikan mereka benar-benar saling bekerja sama, bahu-membahu untuk mendirikan sebuah bangunan.

Keramah-tamahan bangsa Indonesia saat ini tercermin dalam sektor pariwisata. Banyak sekali turis baik turis lokal maupun turis mancanegara yang mengacungi jempol dan merasa senang berada di Indonesia. Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang murah senyum, selalu menyapa orang-orang dengan ramah serta sopan dan melayani segala kebutuhan dari para turis tersebut. Kegotong-royongan bangsa Indonesia tercermin pada kegiatan sosial. Contohnya adalah saat ada kerja bakti di sekitar tempat tinggal, hal ini biasa dilakukan rutin seminggu sekali dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan wilayah agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit. Contoh lainnya adalah solidaritas bangsa Indonesia saat ada bencana alam yang terjadi. Bangsa Indonesia akan membantu dengan berbagai macam cara seperti mengumpulkan sumbangan, menjadi suka relawan dan membantu  korban bencana. 

Saat ini, tugas kita sebagai generasi muda adalah berusaha mempertahankan segala sifat-sifat budaya seperti keramah-tamahan dan kegotong-royongan. Walaupun berat mempertahankan sifat itu karena banyaknya pengaruh budaya Negara lain yang masuk ke Negara kita seperti sifat keindividualistis dan kebebasan yang berlebih sehingga bisa merusak sifat asli bangsa Indonesia yang sudah ada sejak lama namun hal itu secara tidak langsung mendorong kita untuk selalu bersikap ramah dan saling tolong-menolong dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.